SEMAKIN TERDESAK...!!! Inilah 2 Tanda Kuat Kekalahan Ahok Pada Pilkada Putaran Kedua

Pengedar.com - Setelah pemilih putaran pertama resmi berakhir serta mengharuskan terjadinya putaran kedua dimana dua pasangan yang akan bertarung yaitu Anies-Sandi dan Ahok-Djarot. Menjelan pemilihan yang kedua,  sinyal kekalahan pasangan Ahok-Djarot semakin muncul ke permukaan jika dilihat dari 2 hal berikut

Kejadian pertama yaitu insiden Ahok marah-marah dan walk out yang menjadi berita viral. Kejadian tersebut terjadi pada agenda penetapan putaran kedua oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Banyak media pendukung Ahok-Djarot membenarkan tindakan tersebut dengan alasan KPU tidak tepat waktu, tetapi menuduh pasangan Anies-Sandi terlambat.

Namun, berdasarkan klarifikasi resmi dari KPU DKI Jakarta, Anies-Sandi hadir di lokasi 10 menit sebelum acara di mulai. Dimana Anies-Sandi datang pada pukul 19.20 WIB dan acara dimulai  pada pukul 19.30 WIB. Ahok dan rombongannya baru hadir di ruangan acara pada pukul 19.50 WIB dan langsung marah-marah serta meninggalkan ruangan acara.

Dari berbagai media didapati info, Ahok-Djarot juga tidak terlambat. Hanya, mereka tidak memasuki ruangan yang seharusnya.

Oleh beberapa pihak, kemarahan Ahok ini dinilai sebagai salah satu strategi untuk menimbulkan anggapan bahwa KPU tidak kredibel, termasuk jika kelak Ahok-Djarot kalah dalam putaran kedua.

Ahok Kembali Dilengserkan

Sebelumnya, Ahok-Djarot menyampaikan usul agar tidak ada cuti saat Pilkada DKI putaran kedua. Usul tersebut ditolak oleh KPU dan Kemendagri akan kembali menonaktifkan Ahok-Djarot serta menunjuk Sumarsono sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta. 

Kengototan Ahok agar tidak ada cuti putaran kedua dinilai janggal. Apalagi, cuti dimaksudkan agar cagub dan cawagub bisa kembali berkampanye, baik dengan bertemu warga secara langsung, rapat akbar, maupun debat terbuka.

Enggannya Ahok-Djarot cuti diindikasikan sebagai salah satu cara berkelit agar tidak usah berkampanye. Sebab pada putaran kedua, Ahok-Djarot banyak ditolak warga DKI Jakarta saat berkampanye, sepi pendukung saat kampanye dalam bentuk rapat terbuka, dan kalah telak bahkan kerap keseleo lidah saat debat terbuka.

sumber >>  pengedar.com