Pemerintahan Joko Widodo telah menodai kunjungan Raja Arab Saudi, Raja Salman, dan rombongan dengan mengajak terdakwa penista agama Islam, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk menyambut Khadimal Kharamain, pelayan dua tanah haram Mekah dan Madinah.
Penegasan itu disampaikan mantan relawan Jokowi, Ferdinand Hutahean (01/03). “Inilah noda hitam yang ditumpahkan pemerintah kepada kerja kerasnya menyambut Raja Salman,” tegas Ferdinand Hutahean.
Menurut Ferdinand, kehadiran Ahok dalam penyambutan Raja Salman bersama Presiden Jokowi adalah sesuatu yang tidak layak dilakukan oleh Pemerintah. “Karena Ahok berstatus terdakwa penodaan agama Islam, yaitu agama yang dianut oleh Raja Salman yang datang dari negara asal Agama Islam,” jelas Ferdinand.
Selain itu, kata Ferdinand, mengikutsertakan seorang terdakwa dalam rombongan penyambutan bersama presiden adalah bentuk rasa tidak menghormati dan bahkan bisa dikategorikan sebagai sebuah sikap menghina bagi Raja Salman. “Dan hinaan bagi pemerintah sendiri karena ternyata status terdakwa adalah status biasa dan tidak menjadi sebuah masalah, bahkan terdakwa bisa satu mobil dengan presiden,” ungkap Ferdinand.
Ferdinand menegaskan, tidak sepatutnya Ahok turut serta dalam rombongan penjemput Raja Salman apapun alasannya. “Meski sebagai Gubernur karena status terdakwa Ahok adalah atas ketetapan negara dan negara saat ini yang sedang berupaya untuk menghukum Ahok sebagai pelaku penodaan agama,” jelas Ferdinand.
Mestinya, kata Ferdinand, pemerintah bersikap lebih menunjukkan penghormatan kepada Raja Salman yang agamanya dinodai oleh Ahok. “Betapa ternyata demi sebuah kepentingan politik, rejim ini mampu dan tega tidak menghormati Raja Saudi serta menghinakan diri dengan menyertakan seorang terdakwa menyambut tamu besar yang agamanya dinodai sang terdakwa. Anda sehat tuan presiden?” pungkas Ferdinand.
Sumber >> intelijen.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar